Air tak pernah
ingkar untuk terus mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, tapi
manusia bisa ingkar begitu saja, menyangkal, mengelak dan acuh. Padahal hati
tidak pernah mengajarkan kebohongan pada diri sendiri apalagi pada orang lain,
hati selalu mengutarakan isinya pada semesta, memendamkannya jauh di dasar hati
yang tak pernah bicara dusta, hati menerangi cinta yang tumbuh tanpa sedikitpun
menyakitinya.
Kitalah yang
menyakiti cinta kita sendiri, melukai hati kita sendiri dengan melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan kehendak hati. Mungkin bibir masih bisa
tersenyum bahagia, gerak tubuh mengisyaratkan ketentraman tapi ingat, hati tidak bisa melakukan itu,
hati akan terluka meski berusaha ditutupi oleh perban keterpaksaan, tapi ingat
perban itu hanya penutup luka yang tak punya obat, luka itu akan erus robek
lebih lebar.
Duhai malam
yang tenang, mungkin malam tak bisa mengobati luka ini tapi malam bisa menjadi
teman berbagi perasaan, teman dikala rasa itu ingin di tumpahkan pada tulisan,
teman setia untuk merenungi mimpi – mimpi hati, dan dalam tetap setia menemani
bulan sampai dunia ini game over. Maka kukirim doa-doa ke langit bersama malam
yang sejuk, karena ku yakin pemilik semesta tak pernah ingkar terhadap
janji-Nya, seperti air,bulan,bintang, dan hati yang tak pernah ingkar.
0 Comments:
Post a Comment