Saat cinta bicara sendiri
Saat sakit tak juga usai
Saat usaha hanya berisi kehampaan
Saat buah hati tak juga di pelukan
Bismillah.
Bersama-Nya tak ada jalan buntu.
Doa adalah titik embun yang menjelma cahaya, Manakala mimpimu gulita
Atau harapan tak menemukan di jalannya (Catatan Hati di Setiap Doaku)
Seorang
teman pernah berkata kepada saya, percuma berdoa toh doa-doa saya tidak
pernah dikabulkan. Kalimatnya membuat saya merenung, benarkah? Bukankah
Allah dekat dan mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila ia
bermohon kepadaNya? Apa yang salah dengan doa-doa kita.
Allah,
jika kita tak lagi percaya kekuatan doa. Lantas kemana wajah harus
dihadapkan ketika keputusasaan menyapa dari berbagai sudut, dan hidup
seakan tak punya harapan? Catatan Hati di Setiap Doaku berisi
kisah-kisah sejati, keajaiban doa yang dirasakan penulis-penulisnya.
Menyentuh dan menggugah. Bagaimana masing-masing berusaha menemukan
kekuatan agar tidak tenggelam dalam jerat keputusasaan saat ujianNya
menyapa.
Sebagian tulisan di buku ini pernah dimuat dalam Catatan
Hati di Setiap Sujudku, yang dulu sempat menjadi best seller. Bahkan
diterbitkan di Malaysia dan mengalami cetak ulang.
Semoga menebalkan
semangat berdoa setiap pembacanya, hingga tak menempuh jalan pintas
lain, bagi penyelesaian berbagai persoalan kehidupan.
Inspirasi dan semangatnya mengingatkan saya akan buku La Tahzan yang fenomenal itu (Helvy Tiana Rosa, Penulis, Dosen UNJ)
I
have to say ... that it is fantastic how Asma Nadia writes and touches
the readers' feeling, it is not a common "gift"..[smile]. It reminds me
of one of my favorite classic writers: Jane Austen (author of the famous
"Pride and Prejudice"), who had always tried to write "from her heart"
and showed the very high spirit of a well-educated young woman. That is
very rare...
Senin, 16 Februari 2015
Catatan Hati di Setiap Doaku
Diposting oleh Unknown di 23.29
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Post a Comment